Apa makna berhubungan "Pacaran"?

Apakah Tuhan mempersoalkan manusia berpacaran? Bagi saya, dipersoalkan atau tidak, Tuhan mau anak-anaknya saling mengasihi setiap orang dengan cara yang Ia kehendaki. Mengenai istilah pacaran yang sudah menjadi istilah asosiatif untuk hubungan manusia dengan manusia yang didasari rasa suka setelah adanya pendekatan-pendekatan yang dilakukan salah satu pihak, sehingga pada akhirnya hubungan itu menjadi lebih intensif dan mengarah pada sesuatu yang lebih legal (pernikahan). Bagi saya, selama suatu hal bisa berdampak baik secara perspektif rohani, cukup bijaksana apabila hal itu dilakukan dengan semangat dan tekad yang tinggi, nah, yang saya kurang pahami dari berpacaran di era saat ini, saya rasa hal itu seakan lebih condong mengarah pada hubungan yang didasari karena keinginan sesaat, gengsi, kebanggaan atas naiknya jati-diri, atau sikap lainnya, itu yang menyebabkan saya kurang menikmati dan tidak berniat lebih untuk menyoroti hubungan berpacaran sebagai sesuatu yang berdampak baik secara sudut pandang rohani, karena beberapa alasan tadi bertolak belakang dengan sikap manusia yang seharusnya rendah hati, dapat menguasai diri, dapat bersyukur atas segala kondisi yang dialami, dan macam-macam lainnya.

Namun, tak patut juga apabila pandangan saya terlalu mengacu pada sisi buruk dalam hal berpacaran, karena nampaknya ada beberapa kasus yang membuktikan bahwa dengan itu, seseorang beserta pasangannya dapat memperoleh karakter manusia yang sesuai dengan kehendak pencipta, antara lain menjadi pribadi yang kooperatif (tidak mengutamakan kepentingan sendiri), toleran (saling menerima kekurangan tanpa memakai pandangan pribadi yang dianggap mutlak), dan sifat /karakter penyayang. Perlu dicermati bahwa istilah penyayang tersebut mengacu pada sikap mengasihi sesama yang ditekankan Tuhan sebagai reperesentasi diriNya yang sudah terlebih dahulu memberikan kasihNya kepada manusia. Tapi, ada kalanya seseorang bersikap berlebihan dalam mengasihi pasangannya, dalam beberapa kasus saya kerap menganalisanya, dan hasilnya sangat dominan dimana pasangan-pasangan dengan tipe seperti ini menunjukkan prioritas kepada nilai-nilai rohani yang sedikit. Apakah ini menandakan bahwa dengan berpacaran berlebihan maka hubungan seseorang dengan Tuhan akan terganggu dan bahkan prioritasnya tergantikan? Selayaknya individu yang sadar bahwa prioritas ketuhanan adalah yang terutama, maka tentunya dapat menentukan mana tindakan yang tepat sesuai dengan kehendak Tuhan, contohnya dalam hal ini, sebaiknya kita bertanya pada Tuhan sebelum menyatakan keputusan dan bertindak, belajar dari pengalaman orang yang lebih dahulu melewati masa tersebut, serta yakin pula dalam menjalani keputusan, bukan malah bersuam-suam kuku layaknya orang yang tidak punya pendirian.

0 comments: